19 Maret 2010

Allah Mengingat Anda

Dengan ketepatan yang luar biasa, batu-batu ini disusun oleh nenek moyang kami. Anda bisa membuktikan bahwa selembar uang kertas yang anda bawa tak mampu menembus sisi sambungan dari dua batu yang disusun berdampingan, ”, kata pemandu bangga saat menjelaskan tembok Ratapan Yerusalem. Para peziarah hanya manggut-manggut, namun masih menyisakan pertanyaan besar, bagaimana kerja alat nya sehingga bisa membuat susunan batu yang besar memiliki keakuratan yang demikian itu?.

Rombongan peziarah itu berjalan beriringan sambil berguman, ”Kami mengerti penjelasan bagaimana batu-batu itu disusun rapi, tetapi kami belum tahu bagaimana cara kerja alat sampai batu itu tersusun sedemikian rupa?”. Saya juga masih belum mengerti. Ini masih teka-teki. Kami keluar dari situs Tembok Ratapan dengan masih menyisakan pertanyaan, bagaimana kerja alatnya untuk menyusun batu-batu yang beratnya mencapai puluhan ton tersebut?.



Ada pertanyaan yang mirip dengan kasus di atas, yang jugamengusik orang-orang  kristen jika menghadapi realita kehidupan seperti, vonis dokter di hadapan pria, bahwa istrinya mengindap kanker stadium empat. Atau seorang ayah yang baru tahu kalau anaknya pemakai narkoba. Bahkan ada keluarga dengan keuangan yang morat-marit serta sejumlah kepelikan hidup ini. Manakala kepelikkan hidup yang demikian menghadang maka munculah satu pertanyaan, ”Ya kami tahu bagaimana kehidupan harus dipenuhi Roh Kudus, hidup benar dan saling mengasihi. Akan tetapi kami masih bertanya-tanya, bagaimana cara kerja semua yang engkau ajarkan itu?” Iman menjadi seperti teka-teki seperti yang dikatakan John Updike dalam A Month of Sundays, ”Aku punya iman. Atau tepatnya, aku punya iman, tetapi tampaknya itu tidak bisa diterapkan.”

Di Alkitab, ada kitab Zakharia. Setelah membacanya, saya sedikit bisa meraba   hati Zakharia, saat ia menyerukan isi hati Tuhan untuk umat-Nya Israel. Tuhan ingin memulihkan keadaan umat-Nya sampai ke generasi mudanya. Barangkali orang yang mendengarkan seruannya,  (waktu itu, bisa juga saat ini) mulutnya menganga lantas mengeryitkan jidatnya.  ”Ya, saya tahu pemulihan akan berlangsung sedemikian baiknya. Saya bisa mengerti dan mempercayai. Tapi tolong kami untuk mempercayai bagaimana cara kerja dari kebenaran yang kau  sampaikan itu dalam hidup kami, Zakharia? ” Reaksi ini bukan menggiring orang percaya waktu itu untuk meragukan kebenaran tersebut. Akan tetapi realita kehidupan telah mengajak langkah mereka terhenti karena jalan yang dilaluinya itu bercabang. Satu cabang, bernama realita hidup yang satu cabang lain bernama kebenaran yang harus diyakini.  Dan celakanya, makin berjalan maju,  belum nampak ujungnya itu menyatu, Justru sebaliknya, ke dua cabang dari jalan itu terlihat makin menjauh. Singkatnya realita hidup waktu itu nyaris membuat kebenaran sulit dipercayai!.

Pada titik ini, Zakharia memperkenalkan perjalanan mengenal akan Tuhan. Zakharia - Allah mengingat mereka- itulah tema besar kitab ini Maka dalam peliknya keadaan waktu itu, Zakharia mengajarkan kebenaran bahwa hubungan dengan Tuhan tidak selalu sepasti dua kali dua ada empat, seperti yang dituliskan oleh Augustinus dalam bukunya Confessions,”Aku selalu memjumpai misteri  tentang hal hubungan Tuhan”. Akan tetapi ada satu hal yang pasti yaitu, Allah selalu mengingat umat-Nya. Ia bisa mewujudkan janji-Nya- yaitu, pemulihan umat-Nya. Bagaimana cara Tuhan mewujudkan itu?

Ini pertanyaan yang digelisahkan banyak orang percaya, seperti pertanyaan tentang bagaimana cara kerja dari apa yang kita percayai?”. Ini membingungkan sekaligus menimbulkan keraguan . Dalam kumpulan surat Ibu Theresia yang dibukukan oleh Brian Kolodiejchuk dengan judul Come be may Light, ibu Theresa menulis demikian, ”Kadanng aku merasa Kristus amat jauh dariku. Dan aku bertanya-tanya, mengapa Engkau menjauh ya Tuhan. Akan tetapi hatiku tetap percaya Dia tak pernah jauh. Itu hanya masa di mana aku perlu belajar percaya pada perkataan-Nya bukan perasaanku.”Kolumnis The New York  Times,  Andrew Greely menyimpulkan  demikian, ” Jika orang kristen ingin menghapuskan tahap  keraguan dan kebingungan dalam hal percaya, lupakan hal itu.”  Ini mengisyaratkan kepada setiap orang percaya bahwa pengalaman mengenal Tuhan dan mepercayainya itu tidak akan menghapus kenyataan yang ada di dalam diri kita, yaitu satu sisi kita memegang  keyakinan yang kuat akan Tuhan pada sisi yang lain diri kita ada. Bagaimanapun juga, kita harus tetap memegang keyakinan atau belajar mempercayai setiap perkataan_Nya dengan kuat !.

Sebenarnya, dalam kita Zakharia,  Allah memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan; pemulihan bagi umat-Nya, dan tentu saja, cara tersebut bukanlah urusan  umat-Nya, yang menjadi ”urusan” umat Tuhan adalah mengerjakan setahap demisetahap, hari lepas hari untuk membangun Bait Allah dan mengajak beribadah serta mengatur kehidupan sebagaimana seharusnya. Sebab membangun Bait Allah adalah membangun peribadahan. Dan membangun peribadahan adalah membangun masa depan!

Allah mengingat anda! Ia punya cara memulihkan hidup anda. Bagaimana cara Allah mewujudkan hal itu? Ia punya langkah tersendiri. Lantas tugas kita?. ”Tugas Anda adalah; kerjakan panggilan Anda sebaik-baiknya. Allah ada di awal jalan dan di ujung jalan. Dalam proses berjalan menempuhnya, Ia menyertai kita,” tulis Brian Kolodiejchuk, dalam menyimpulkan perjuangan dan perjalanan  ibu Theresia.

Sumber :

Artikel ini murni ditulis oleh yonathan subur  ,  jika anda mendapat diberkati oleh tulisan ini silahkan anda forward ke rekan-rekan anda. Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentar :

Kami ingin mendengar Komentar Anda! Tambahkan komentar atau pemikiran Anda untuk berbagi pengalaman pribadi Anda, yang akan membantu orang lain yang tertarik pada artikel ini.

Catatan: Komentar pada halaman ini tidak akan dipublikasikan untuk diskusi umum.

Harap jangan komentari artikel ini jika Anda tidak memiliki pemikiran/pengalaman pribadi dengan artikel ini.

Untuk pertanyaan atau diskusi yang lebih lanjut tentang artikel ini, silahkan posting di Forum Diskusi kami.

Urutan Komentar: Pertama dan seterusnya, Yang Terbanyak, Yang bermanfaat.