11 April 2011

LIPUTAN KHUSUS


Kantor Baru Gloria Ministry:
Antara Pergumulan dan Ucapan Syukur


“Senantiasa bersyukur dalam segala hal”, ungkapan tersebut bagi sebagian orang mungkin hanya menjadi semboyan rohani belaka. Namun bagi Gloria Ministry kalimat tersebut mencerminkan nada pergumulan disepanjang masa pelayanannya, khususnya menjelang penghujung tahun 2010 lalu.
  
Di tengah ucapan syukur karena pertambahan usia dan keberhasilan menyelenggarakan Rakernas, muncul sebuah pergumulan untuk memiliki ruang kantor sekretariat. Wacana untuk memiliki kantor pribadi sebenarnya sudah tercetus sejak beberapa tahun lalu, namun momen akhir tahun 2010 rupanya menjadi saat yang tepat untuk mendiskusikannya lebih serius, karena mengingat masa sewa kantor di Gading Kirana Kelapa Gading yang akan selesai pada awal tahun 2011. Keinginan yang keras melahirkan semangat yang giat dari para pengurus Gloria Ministry. Maka bukan hanya doa yang dilantunkan, tetapi juga usaha-usaha yang mendukung pengadaan gedung tersebut; dari mulai mengadakan pendekatan kepada beberapa mitra dan pengurus, menyebarkan proposal, sampai dengan mencari lokasi yang pas dan strategis untuk sebuah kantor.

24 Januari 2011

SURAT DARI PASURUAN


Gloria Ministry yang Peduli PAUD

Suatu hari dibulan Januari 2010, saya dihubungi oleh bapak Iwan Tessy (Ketua Chapter Malang). Awalnya itu hanyalah sebuah undangan untuk menghadiri peresmian Gloria Ministry Chapter Jember, namun kemudian berkembang menjadi sebuah informasi yang menggugah hati saya. Dari pak Iwan saya mengetahui tentang visi dan misi Gloria Ministry yang ternyata sejalan dengan kerinduan hati saya, yakni menolong anak-anak yang tidak mampu dalam pembiayaan sekolahnya.

Gloria Ministry mengemban Visi Amanat Agung Tuhan Yesus dalam Matius 28: 19-20, dan dari situ mencetuskan misi memberkati anak bangsa melalui bantuan beasiswa. Secara khusus bantuan diberikan kepada anak-anak yang tak mampu namun memiliki semangat untuk meraih cita-cita. Mereka tersebar diberbagai pelosok negeri ini, begitu informasi yang saya dengar tentang kegiatan pelayanan Gloria Ministry.

LIPUTAN KHUSUS


Rakernas: Menajamkan Visi Menyatukan Misi!


Jam dinding di kantor Gloria Ministry menunjukkan pukul 11.00 wib. Hari itu, Selasa tanggal 16 Nopember 2010 adalah hari pertama Rakernas Gloria Ministry yang akan diselenggarakan di daerah Gadog-Ciawi. Acara memang baru dimulai sore hari, tetapi para peserta yang berasal dari luar kota sudah mulai berdatangan. Beberapa di antaranya bahkan telah berkumpul di kantor sekretariat di Kelapa Gading Barat sehingga siang itu ruang sekretariat tampak lebih ramai dari biasanya.

Selama ini komunikasi antara pengurus Gloria Ministry di Jakarta dengan di daerah memang hanya terjalin melalui telpon sehingga ketika ada kesempatan bertatap muka ceritapun mengalir seru; saling bertanya, saling menyapa, saling berbagi pengalaman di chapter masing-masing, bahkan bertukar informasi dan data pelayanan segala. Hmm, padahal acara belum resmi dibuka tapi semaraknya sudah terasa sebelum tiba di Gadog.

Tepat pukul 11.30 rombongan pertama meluncur dengan menggunakan kendaraan pribadi salah seorang pengurus Gloria Ministry Jakarta. Jika rombongan pertama didominasi kaum hawa, maka kendaraan berikutnya yang mengantar rombongan kedua, semuanya justru laki-laki. Yang pasti semua itu bukan bermaksud membedakan secara gender loh, hanya saja tiba-tiba terbagi seperti itu tanpa sengaja. Meski demikian begitu tiba di tempat, kebersamaan antar pengurus tetap saja terjalin seakrab obrolan sewaktu di Jakarta.

Acara dibuka dengan ibadah yang dilayani oleh Bapak Henry Yuwono. Sttttt, sedikit bocoran ya, sebenarnya itu tugas dadakan buat Pak Henry. Beliau “ditodong” 10 menit sebelum ibadah dimulai oleh karena hamba Tuhan yang sudah dijadwalkan saat itu berhalangan hadir. Dan seperti biasa, tak ada kata “tidak” bagi bapak yang hampir tiap Senin membawakan renungan firman Tuhan bagi staf Gloria Ministry ini. Salut deh buat Pak Henry yang selalu siap sedia memberitakan frimanNya!

JURNAL


Suku Dayak: 
Memaknai Natal Lewat Rumah Betang & Nyatong 


Suku Oot Danum adalah satu dari sekian banyak suku yang ada didalam etnis Dayak. Komunitas ini biasanya mendiami hulu-hulu sungai, seperti Barito, Kahayan, dan Kapuas di Provinsi Kalimantan Tengah, sungai Kapuas Buhang di Kalimantan Barat, sungai Mahakam diprovinsi Kalimantan Timur dan juga sungai di Sarawak Sabah Malaysia.

Selain dikenal dengan pola hidup berkelompok yang rukun, penduduk asli pulau Kalimantan ini juga masih memelihara budaya, bahasa dan kearifan lokalnya hingga sekarang. Salah satunya adalah tinggal di rumah panjang yang disebut BETANG. Suku Oot Danum telah mempraktikan pola hidup bersama dalam rumah Betang sejak abad ke-18.

Dalam satu rumah Betang biasanya tinggal 10-25 kepala keluarga. Mereka hidup sebagai keluarga besar yang saling melayani, membantu dalam “Handep” (gotong royong -red), serta saling memberi. Suku Oot Danum yang tinggal di Betang memakai Nyatong sebagai lampu penerang di rumah mereka. Nyatong yang mirip lilin raksasa ini, bahan bakunya berasal dari getah pohon Damar yang diambil dari hutan. Proses pembuatannya memakan waktu yang cukup lama, sampai dimasukkan ke dalam TALUSUNG yaitu wadah berbentuk tabung dengan diameter 15 cm yang terbuat dari daun pisang. Setelah jadi, nyatong tak “dilepas” begitu saja, untuk membuatnya tetap menyala besar dan merata nyatong harus diaduk-aduk minimal setiap satu jam sekali. Dengan demikian rumah Betang yang panjang itu tidak menjadi gelap dalam waktu yang lama.