3 Januari 2017

Chapter Bali: Merenungkan Kembali Semangat Kebersamaan


Rangkaian acaranya telah selesi pada tanggal 12 September lalu, namun geliat Rakernas masih dirasakan oleh para peserta. Terlebih lagi hasil keputusannya, masih cukup kuat gaungnya membangkitkan semangat melayani sesama yang sempat pudar. Ya, memudar. Setidaknya itulah yang sempat dirasakan Chapter Bali, seperti yang terungkap dalam laporan tahunan Chapter Bali yang disampaikan oleh sang ketua, Ruth Diah Kurniawati.


Tampil di sesi pertama sebagai bagian dari chapter-chapter wilayah Timur, Ibu Ruth mengubah suasana rapat menjadi mengharubiru. Saat itu ibu yang biasanya selalu tersenyum ramah dan ceria ini tiba-tiba menitikkan air mata ketika menyampaikan laporan kegiatan chapter yang dipimpinya. Suaranya terdengar parau. Ia bahkan sempat berhenti cukup lama untuk menenangkan hatinya dan mengatur kembali nafasnya sebelum kembali berbicara.  Keadaan ini mau tidak mau menginterupsi jalannya Rapat Kerja dan mengubah suasana yang tadinya formal menjadi lebih kekeluargaan. Seolah semua turut merasakan pergumulan Ketua Chapter Bali ini.


Sedih. Lelah. Merasa sendirian. Itulah yang terucap mewakili seluruh isi hati ibu Ruth saat itu. Baginya, pelayanan Gloria Ministry adalah sebuah panggilan yang ingin selalu dijawabnya. Tetapi untuk menjawab itu ibu tiga anak ini membutuhkan bantuan dan dukungan dari rekan sejawat. Sayangnya, dukungan itu tidak lagi dirasakannya; baik dari pengurus chapter setempat, maupun dari Board Nasional. Itu sebabnya ia merasa sendirian, tanpa kawan yang mendukung.

Sontak saja pengakuan jujur Ibu Ruth itu menyentak para peserta yang notabene adalah pengurus Gloria Ministry. Ini adalah sebuah ironi; saat pelayanan Gloria Ministry selalu mengedepankan moto “Melayani Dalam Kebersamaan”, di situ justru ada yang merasa bekerja sendirian.

Ibu Ruth mungkin hanya sekedar menyampaikan uneg-unegnya saja pada saat itu. Akan tetapi kejadian tersebut bisa jadi merupakan kesempatan terbaik untuk mengevaluasi kembali kekuatan sebuah moto; apakah moto Melayani Dalam Kebersamaan sudah benar-benar terejawantahkan dalam pola pelayanan Gloria Ministry selama ini?

Jika ternyata masih ada pengurus yang merasa ‘berjalan sendirian’, mungkin uneg-uneg dari Chapter Bali tersebut patut direnungkan; jangan-jangan selama ini motto Gloria Ministry hanya menjadi sebuah slogan hiasan saja tanpa usaha maksimal untuk mewujudkannya. Benarkah demikian? Yang pasti, dampak yang langsung dirasakan dari peristiwa tersebut adalah munculnya sikap evaluatif dari perserta Rakernas.

Board Nasional juga segera merespon dengan menunjuk Indrawati Santoso dan Susilawati sebagai tim Laison Officer. Keduanya ditugaskan untuk menjalin komunikasi yang aktif dengan chapter-chapter. Semoga dengan adanya tim Laison Officer ini tidak ada lagi yang merasa melangkah sendirian di tengah pelayanan kebersamaan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentar :

Kami ingin mendengar Komentar Anda! Tambahkan komentar atau pemikiran Anda untuk berbagi pengalaman pribadi Anda, yang akan membantu orang lain yang tertarik pada artikel ini.

Catatan: Komentar pada halaman ini tidak akan dipublikasikan untuk diskusi umum.

Harap jangan komentari artikel ini jika Anda tidak memiliki pemikiran/pengalaman pribadi dengan artikel ini.

Untuk pertanyaan atau diskusi yang lebih lanjut tentang artikel ini, silahkan posting di Forum Diskusi kami.

Urutan Komentar: Pertama dan seterusnya, Yang Terbanyak, Yang bermanfaat.