1 April 2010

Happy to be no body!

I’m nobody!. Who are you? Are you—Nobody ­­­­­– Too?- Emily Dickinson

Dunia mengangumi orang yang hebat!. Untuk pesepak bola seksi dan kaya raya, orang memilih Christian Ronaldo. Untuk  perempuan tercantik plus berlimpah harta, orang menunjuk Paris Hilton. Orang hebat dijadikan ikon hidup sukses. Di saat ini, kaum  muda di Inggris lebih memilih Rooney dari pada David Backham yang dipadang flamboyan. Sebab  anak muda Inggris yang haus akan sukses, Rooney lebih dari sebuah pilihan, ia impian anak muda.  Rooney adalah sosok dinilai hebat.

Sebaliknya, ”menjadi bukan siapa-siapa”, bagi orang yang maniak sukses,  kalimat itu dihindari sebab dipandang tak ”jelas status hidupnya.  Jadi siapa yang peduli?.
Jujur saja, kita sebenarnya adalah manusia biasa. Manusia biasa itu bukan siapa-siapa.
Menyadari diri itu bukan siapa-siapa sebenarnya mengajak kita jujur dengan diri kita sendiri. Bahwa kita ini manusia biasa. Manusia biasa yang bukan siapa-siapa. Dan menjadi manusia bukan siapa-siapa itu bukan hal yang biasa. Alkitab dengan jujur berbicara banyak soal manusia. Maka di Alkitab pula ada banyak macam sifat manusia yang disaksikan secara jujur, salah satu manusia yang tertulis di Alkitab demikian; ”Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan”. Yakobus 5:17


Dalam sejarah Israel, Elia adalah nabi pembaharu. Ia adalah tokoh kunci di balik kekeringan selama tiga setengah tahun di Israel sebab oleh perintahnya, embun tidak turun di seluruh negeri itu (I Raja-raja 17:1). Dan oleh ucapannya pula hujan turun deras setelah kemarau yang panjang (I Raja-raja 17:44). Oleh doa Elia pula,  seorang anak yang sudah mati hidup kembali (I Raja-raja 17:22) Elia tokoh penting di samping Musa. Dalam Perjanjian Baru, Elia menjadi salah satu pribadi yang berdiri disisi Yesus, saat Ia dimuliakan (Matius 17:3)

Jika waktu itu ada jaringan berita CNN, maka Elia sudah pasti disebut ”manusia hebat” saat ini. Anda pasti setuju dengan saya, gelar tersebut memang patut disandangnya.

Akan tetapi sensasi dunia amat berbeda dengan yang tertulis di Alkitab. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, tulis Yakobus. Coba kita baca sekali lagi Yakobus 5:17; ”Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan”. Bacalah dengan agak lambat bagian , ”Elia adalah manusia biasa sama seperti kita”. Penulis surat Yakobus  memberi keterangan di belakang kata ”Elia”, agar pembacanya mengerti bahwa jika Alkitab menyaksikan Elia itu terpilih sebagai orang yang memiliki talenta yang luar biasa, kharisma yang hebat dan kualitas pribadi yang dapat diandalkan maka hal tersebut tidak ada maknanya apa-apa. Justru, Elia yang adalah manusia biasa yang sama dengan kita maka kita perlu melihat sumber ”spirit dan kuasa” dari orang tersebut. Sehingga Alkitab - sejarah - menulisnya sebagai manusia biasa yang mengerjakan hal-hal yang luar biasa.

Rasa ingin tahu, saya mencoba melihat sosok Elia ini. Dia berasal dari Giliead, sisi lain dari daerah Yordan. Anda tahu? Ini daerah keras boleh dibilang wild country. Ia tingal di pemukiman yang bernama Tisbe suatu daerah para begal. Ia sendiri tinggal di derah pegunungan cadas yang keras. Penampilannya jauh dari flamboyan dan modis. Alkitab menggambarkan sosoknya demikian, ia memakai pakaian bulu dan ikat pinggang kulit...(II Raja-raja 1:8), Konon, orang Tisbe itu para prianya memelihara rambut panjang dan berjanggut. Bandingkan dengan pria hebat yang dikagumi saat ini, ambilah contoh Daniel Craig atau Pierce Brosnan menjadi tokoh film James Bond abad 21, selalu tampil klimis dan modis bukan?

Sekarang, bayangkanlah, sewaktu Ahad sedang berkengkerama dengan para pembesarnya di ruang istana yang megah, sementara di luar rakyat Israel mulai hidup dalam kegilaan tak bermoral . Seorang berkulit kasar memakai pakaian bulu dan berikat pinggang kulit, masuk ke ruangan tersebut dan menyatakan berita yang mengerikan, ”Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atauhujan pada tahun-tahun ini kecuali kukatakan, ” (I Raja-raja 17:1).  Setelah menyatakan pesan tersebut, Elia lalu pergi keluar. Tak ada yang bisa menahan langkah. Sebab tak satupun otoritas penguasa yang mampu. Dan tak ada pengawal kerajaan yang terlatih khusus menghentikan langkahnya. Tak seorang pun. Tak ada yang mampu!. Semua dibuat tak berdaya oleh spirit dan kuasa manusia biasa bernama Elia. Spirit dan kuasa yang luar biasa yang ini oleh Alkitab bersumber dari iman yang tak terguncangkan oleh kedaan hidup dan tantangannya (bd. Yakobus 5:15, I Raja-raja 18: 15).

Jadi sebagai manusia biasa tidak ada yang special dari diri Elia, namun ada yang membedakan dari manusia kebanyakan yang ada dilingkungannya, yaitu;  ada iman yang memancarkan spirit dan kuasa yang luar sehingga ia melakukan perbutan yang luar biasa.

Allah selalu memulai karya yang luar biasa dengan cara memakai manusia biasa. Manusia biasa yang menyadari siapa dirinya, ia bukan siapa-siapa. Manusia yang menyadari siapa dirinya, ia akan efektif di tangan-Nya.  Masalah utama yang dihadapi oleh Allah jika Ia mau memakai manusia ialah, manusia terlalu kuat untuk ditangan-Nya. Manusia yang terlalu hebat tak memberi kesempatan bagi Tuhan. Tuhan mencari manusia yang biasa-biasa. Manusia yang menyadari dirinya dan juga dengan segala keterbatasannya (Manusia diciptakan dengan kelebihannya sekaligus kelemahannya). Dengan kesadaran yang demikian, Allah dengan mudah menyatakan kuasa-Nya dengan sempurna(bd. II Korintus 12:9).

Saya terkesan dengan kisah hidup ”Simple Susie”, barangkali ini salah satu contoh untuk apa yang saya maksudkan di atas. "Simple Susie”, sebenarnya hanya sebuah olok-olok belaka. Gadis berumur dua belas tahun yang kesehariannya nampak lugu dan berpenampilan kuno. Masa kecilnya tidak mudah. Ia satu-satunya anak yang terlahir dengan selamat dari delapan bersaudara. Saat proses kelahirannya yang cukup sulit membuat otaknya kekurangan oksigen, sehingga ia mengalami kesulitan dalam belajar. Walaupun hidup dengan keterbatasan, kedua orang tuanya membesarkan dengan ”mencipta rumah musik” baginya. Hampir tiap hari gadis itu mendengar musik yang dimainkan kedua orang tuanya. ”Sejak umur dua belas tahun saya selalu merindukan bisa tampil di depan penonton yang banyak dan membuat mereka tergoncang, ” ujarnya saat mengawali ikut Britain's Got Talent .

 Setelah lulus sekolah, ia bekerja di dapur West Lothian College. Di tempat ia bekerja, rupanya menuntun jalan hidup untuk mendengar nyanyian dari lagu  I Dreamed a Dream yang dinyanyikan seorang profesional dalam suatu pertunjukkan drama  Les MiserablesPada bait terakhir, liriknya  demikian;  I had a dream my life would be // So different from the hell I'm living // So different now from what it seemed // Now life has killed the dream I dreamed // I had a dream my life would be//, " Ini hal yang luar biasa, “ ujarnya. 

Peristiwa tersebut membuatnya mulai meniti panggilan hidupnya; mewujudkan talentanya bagi dunia; penyanyi profesional.  Ia pun dengan tekun berlatih dan ikut paduan suara di gereja. Sayang, mimpinya terkubur seiring dengan meninggalnya sang ayah, sebab ia harus merawat ibunya yang sakit-sakitan. Tahun 2007, ibunya yang renta dan sakit-sakitan rupanya harus meninggalkan dirinya untuk selamanya. Saat yang kristis, sang ibu masih membisikkan kepada nya, bahwa mimpinya adalah mungkin, bahwa dunia akan menghargai talentanya.  

Umur 48 tahun, simple Susie sudah terlalu tua untuk menjadi anggota padua nsuara di gereja. Ia jarang menjadi penyanyi inti di paduah suara. Ia hanya ”pemain” cadangan. ”Usia saya mendekati empat puluh delapan tahun. Saat ini belum punya pekerjaan, sedang terus mencari. Dan saya hidup dengan apa yang saya punya, seekor kucing Pebbles. Saya belum pernah menikah. Dan belum merasakan ciuman. Ini menyedihkan tapi tidak malang, ” ujarnya. Rumahnya dipinggiran desa Blackburn Bathgate, nyaris tanpa tamu yang berkunjung!.

Mimpi Simple Susie, sudah tamat, bisik dunia yang dingin dibenaknya. Dan ia bukan siapa-siapa, tulis wartawan A&E Television Networks.

Bulan Agustus 2008, simple Susie mencoba untuk acara audisi, Britain's Got Talent “Tadinya tidak ada kesempatan untuk mewujudkan mimpi iu tapi disini mewujudkan mimpi itu dimulai, “jawabnya saat ditanya Simon Cowell soal telatnya menjadi penyanyi.

Di gedung pertunjukkan Britain's Got Talent yang megah dan dipadati penonton, Simple Susie dengan performa sederhana, ini pemandangan yang amat kontras. Ia tampil penuh percaya diri menyanyikan lagu I Dreamed a Dream. Lagu yang menginspirasi mimpinya tiga puluh enam tahun yang lalu!. Dewan juri, penonton dan lebih dari 10 juta penonton di seluruh dunia yang menyaksikan penampilannya, memberikan penghargaan akan talentanya. Dunia tak lagi mengoloknya sebagai Simple Susi, dunia menyebut namanya dengan hormat;  Susan Boyle!. Anggal 29 November 2009, Susan Boyle meluncurkan album pertamanya di beri judul I Dreamed a Dream . 

Karangan ini ditulis oleh Yonathan Subur-faithope61@yahoo.com. Jika Anda mendapat berkat dari tulisan ini, bisa anda forward ke teman anda. Tuhan memberkati.

 

Sumber : yonathan subur ( faithope61@yahoo.com )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tambahkan Komentar :

Kami ingin mendengar Komentar Anda! Tambahkan komentar atau pemikiran Anda untuk berbagi pengalaman pribadi Anda, yang akan membantu orang lain yang tertarik pada artikel ini.

Catatan: Komentar pada halaman ini tidak akan dipublikasikan untuk diskusi umum.

Harap jangan komentari artikel ini jika Anda tidak memiliki pemikiran/pengalaman pribadi dengan artikel ini.

Untuk pertanyaan atau diskusi yang lebih lanjut tentang artikel ini, silahkan posting di Forum Diskusi kami.

Urutan Komentar: Pertama dan seterusnya, Yang Terbanyak, Yang bermanfaat.