Rangkaian acaranya telah selesi pada tanggal 12 September lalu, namun
geliat Rakernas masih dirasakan oleh para peserta. Terlebih lagi hasil
keputusannya, masih cukup kuat gaungnya membangkitkan semangat melayani sesama
yang sempat pudar. Ya, memudar. Setidaknya itulah yang sempat dirasakan Chapter
Bali, seperti yang terungkap dalam laporan tahunan Chapter Bali yang
disampaikan oleh sang ketua, Ruth Diah
Kurniawati.

Sedih. Lelah. Merasa sendirian. Itulah yang terucap mewakili seluruh isi
hati ibu Ruth saat itu. Baginya, pelayanan Gloria Ministry adalah sebuah
panggilan yang ingin selalu dijawabnya. Tetapi untuk menjawab itu ibu tiga anak
ini membutuhkan bantuan dan dukungan dari rekan sejawat. Sayangnya, dukungan
itu tidak lagi dirasakannya; baik dari pengurus chapter setempat, maupun dari
Board Nasional. Itu sebabnya ia merasa sendirian, tanpa kawan yang mendukung.
Sontak saja pengakuan jujur Ibu Ruth itu menyentak para peserta yang
notabene adalah pengurus Gloria Ministry. Ini adalah sebuah ironi; saat
pelayanan Gloria Ministry selalu mengedepankan moto “Melayani Dalam
Kebersamaan”, di situ justru ada yang merasa bekerja sendirian.
Ibu Ruth mungkin hanya sekedar menyampaikan uneg-unegnya saja pada saat itu. Akan tetapi kejadian tersebut bisa
jadi merupakan kesempatan terbaik untuk mengevaluasi kembali kekuatan sebuah moto;
apakah moto Melayani Dalam Kebersamaan sudah benar-benar terejawantahkan
dalam pola pelayanan Gloria Ministry selama ini?
Jika ternyata masih ada pengurus yang merasa ‘berjalan sendirian’, mungkin
uneg-uneg dari Chapter Bali tersebut
patut direnungkan; jangan-jangan selama ini motto Gloria Ministry hanya menjadi
sebuah slogan hiasan saja tanpa usaha maksimal untuk mewujudkannya. Benarkah
demikian? Yang pasti, dampak yang langsung dirasakan dari peristiwa tersebut
adalah munculnya sikap evaluatif dari perserta Rakernas.
Board Nasional juga segera merespon dengan menunjuk Indrawati Santoso dan Susilawati
sebagai tim Laison Officer. Keduanya ditugaskan
untuk menjalin komunikasi yang aktif dengan chapter-chapter. Semoga dengan
adanya tim Laison Officer ini tidak
ada lagi yang merasa melangkah sendirian di tengah pelayanan kebersamaan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tambahkan Komentar :
Kami ingin mendengar Komentar Anda! Tambahkan komentar atau pemikiran Anda untuk berbagi pengalaman pribadi Anda, yang akan membantu orang lain yang tertarik pada artikel ini.
Catatan: Komentar pada halaman ini tidak akan dipublikasikan untuk diskusi umum.
Harap jangan komentari artikel ini jika Anda tidak memiliki pemikiran/pengalaman pribadi dengan artikel ini.
Untuk pertanyaan atau diskusi yang lebih lanjut tentang artikel ini, silahkan posting di Forum Diskusi kami.
Urutan Komentar: Pertama dan seterusnya, Yang Terbanyak, Yang bermanfaat.