Ada seorang pemuda yang memiliki wajah yang buruk/jelek, tetapi memiliki otak yang brilliant (jenius). Walaupun otaknya jenius ternyata banyak cewek yang tidak suka dengan pemuda ini. Suatu hari sang pemuda berdoa agar Tuhan memberikan seorang istri cantik, bodoh tidak apa-apa. Karena pikir pemuda ini untuk memperbaiki keturunan, jika nanti istrinya cantik, keturunannya bisa “pandai/jenius seperti bapaknya dan tampan atau cantik seperti ibunya. Tuhan mendengar doa pemuda tersebut, dia mendapatkan istri yang cantik sekali tetapi agak “telmi” atau “telat mikir”. Betapa gembiranya hati pemuda ini, maka dia berdoa lagi agar istrinya melahirkan anak-anak yang jenius seperti bapaknya dan tampan atau cantik seperti ibunya. Beberapa bulan istrinya mengandung dan melahirkan seorang anak, tetapi di luar dugaan pemuda ini, ternyata wajah anaknya justru seperti dirinya yang buruk rupa dan dalam perkembangannya anak ini bodoh seperti ibunya.
Cerita di atas mengajarkan, betapa sering kita ingin mengatur Tuhan dan melupakan bahwa Tuhan memiliki rancangan yang jauh lebih indah dan besar dari apa yang kita inginkan.
Cerita tentang seruan “Thy Will be done” atau jadilah kehendak-Mu ini sendiri dialami Tuhan Yesus (Matius 26:42). Ada dua kata yang akan penulis kupas yaitu “jadilah” dan “kehendak-Mu”. Kata “jadilah” dalam bahasa Yunani Ginomai adalah kata kerja yang artinya “jadilah” dan “kehendak-Mu” dari bahasa Yunani Thelemua artinya “kehendak Allah”. Maka jika digandengkan arti kata “Jadilah Kehendak-Mu” artinya menjadi kehendak Allah. Pada rangkaian perikop ini, Tuhan Yesus mengajarkan tentang :
Cerita tentang seruan “Thy Will be done” atau jadilah kehendak-Mu ini sendiri dialami Tuhan Yesus (Matius 26:42). Ada dua kata yang akan penulis kupas yaitu “jadilah” dan “kehendak-Mu”. Kata “jadilah” dalam bahasa Yunani Ginomai adalah kata kerja yang artinya “jadilah” dan “kehendak-Mu” dari bahasa Yunani Thelemua artinya “kehendak Allah”. Maka jika digandengkan arti kata “Jadilah Kehendak-Mu” artinya menjadi kehendak Allah. Pada rangkaian perikop ini, Tuhan Yesus mengajarkan tentang :