![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgezARnaMIWEicFx74ZvEYTRrdwqUO16bb-IoPNXEDBR1BFHQ2s-Z4ic8DqzSSRV0sOEPB3T1YxZMRQhD1V1F8sBq7V-0Sm_fMnQ3AHbcrHeRVUispzRispLfxYpQjU85i-XaEzaDNn6Gu6/s200/Pengobatan+3.jpg)
Baru saja memasuki tahun 2010 Gloria Ministry telah meresmikan empat chapter di pulau Jawa dan Kalimantan. Masing-masing chapter tersebut adalah chapter Jember dan chapter Pasuruan di Jawa Timur, yang diresmikan pada tanggal 21 Januari 2010. Dua lainnya diresmikan di wilayah Kalimantan Tengah, yakni chapter Palangkaraya dan chapter Kasongan pada tanggal 30 Januari 2010. Dengan lahirnya ke - 4 chapter baru tersebut, maka jumlah keseluruhan chapter Gloria Ministry diseluruh Indonesia menjadi 19 chapter. Puji Tuhan!
Gloria Ministry memang tengah mencanangkan pembentukan chapter di 33 Provinsi di seluruh Indonesia. Tujuannya tentu saja agar dapat menjangkau anak-anak diberbagai wilayah negeri ini. Jika hanya mengandalkan diri sendiri, Gloria Ministry Jakarta sebagai kantor pusat tentu tidak akan mampu menjangkau kesetiap sudut Nusantara. Karena itulah diperlukan chapter-chapter –setidaknya satu chapter di setiap provinsi.
“Semua teman karibku merasa muak terhadap aku; dan mereka yang kukasihi, berbalik melawan aku” - Ayub 19:19
Suatu hari seorang lelaki dengan penyakit kulit yang menjijikan duduk seorang diri beralaskan abu. Tak seorangpun dari anak-anaknya datang menghibur, karena mereka semua telah mati. Juga tulang rusuknya tercinta tak sudi duduk di sisinya, apalagi mau mengobati borok-borok busuk yang di sekujur tubuhnya. Tak sudi! Hanya sekeping beling yang setia menggaruk badanya tanpa rasa jijik!
Ayub, orang itu. Ia tak pernah tau bahwa si Iblis telah meminta ‘ijin’ pada Allah untuk mengganggunya. Membuat hidupnya berantakan; menjadikannya miskin mendadak, menyelimuti sekujur tubuhnya dengan barah busuk yang membalut dari telapak kaki sampai kepala. Merampas anak-anak yang dikasihinya, lalu menyeret sang istri untuk mengutuki Tuhan atas penderitannya. Bahkan menyumpahinya untuk mati, “ada uang papa sayang, tak ada uang papa kutendang”. Duh, teganya!
Ada seorang ibu berbicang-bincang kepada seorang teman anaknya: